Bangsa yang tinggi adalah bangsa yang bisa menjunjung tinggi-tinggi budayanya, berkaca dari sejarah masa lalu dari pejuang-pejuang dan Founding Father bangsa ini dalam mempertahankan Bangsa Indonesia “Mereka berjuang dengan sungguh hati rela nyawa & harta dengan bentuk budaya yang mengakar di masyarakat waktu itu”. Sebagai contoh Rakyat Aceh dengan sukarela menyumbangkan hartanya demi sebuah Pesawat terbang Pertama yang dipunyai Indonesia berakar dari sebuah kebersamaan “Gotong Royong” yang telah mengakar dari Kultur Masyarakat Aceh dan masih banyak lagi cerita-cerita heroic yang semuanya berawal dari budaya.
Bagaimana dengan Kontribusi Masyarakat Melayu yang menjadi bagian Integritas Bangsa Indonesia dengan Budaya Melayu yang sangat kental ini (Soewardi MS) :
Dalam sistem sosial masyarakat melayu mengenal sistem kekerabatan yang diatur oleh ketentuan adat. Sistem kekerabatan itu dapat diklasifikasikan: Melayu kepulauan, Melayu Pesisir, dan daratan. Adatnya dikenal adat raja-raja (Ketemanggungan) dan adat datuk-datuk, bersuku-suku (Adat Perpatih), dan menganut garis keturunan patrilinal dan matrilinal. Ketentuan adat telah melahirkan suatu masyarakat yang tertib, aman dan damai. Masyarakatnya memperoleh kesejahteraan dan kebahagiaan lahir dan batin. Masyarakatnya mengutamakan kebersamaan, persatuan dan kesatuan. Dalam masyarakat diambil keputusan seperti ungkapan bulat air karena pembuluh, bulat kata karena mufakat. Sopan santun menurut budi bahasa, mereka yang suka merendah-rendah, mengutamakan harkat dan martabat, marwah, dsb.
Menurut Stephanus Djawanai (2002) bahwa bahasa Melayu digunakan secara cukup luas sebagai lingua franca demi niaga dan perdagangan dan bahkan demi syiar agama (dari Pasari, ke Minangkabau, ke Jawa, ke Sulawesi, Halmahera, kepala burung Papua), dan pada masa awal kemerdekaan menjadi alat pemersatu dan pembentuk kesadaran berbangsa, maka setelah proklamasi ia dijelmakan, ditransformasikan menjadi bahasa Indonesia sebagai bahasa negara dan bahasa kebangsaan dan alat perekat kebangsan Indonesia, dan telah dapat membawa bangsa Indonesia sebagai bangsa modern.
Kenyataan pula bahwa penulis bahasa dan sastra Melayu, dan khususnya Melayu Riau yaitu Raja Ali Haji telah berucap dalam karya terkenalnya Gurindam XII pasal ke lima bahwa :
“jika hendak mengenal orang yang berbangsa
lihat kepada budi dan bahasa
Singkatnya budi bahasa menunjukkan bangsa
Pada sisi lain bahwa kebudayaan pada intinya berakar pada sistem nilai-nilai yang dianut dan diyakini oleh masyarakatnya”
Kebudayaan Melayu memiliki berbagai nilai-nilai seperti nilai keterbukaan, kemajemukan, persebatian, tenggang rasa, kegotong-royongan, senasib-sepenanggungan, malu, bertanggung jawab, adil dan benar, berani dan tabah, arif dan bijaksana, musyawarah dan mufakat, memanfaatkan waktu, berpandangan jauh ke depan, rajin dan tekun, nilai amanah, ilmu pengetahuan, Takwa kepada Tuhan, dll.
Dari nilai-nilai itu dapat dibuktikan bahwa budaya Melayu mengutamakan persatuan dan kesatuan. Kondisi ini terlihat pula telah terjalin hubungan persahabatan dan kekeluargaan antara berbagai etnik di Indonesia/ Nusantara yang memperkuat satu sama lain, seperti abad 10 M telah terjalin perkawinan antara Melayu dengan Mataram. Pada abad 13 M telah pula terjadi pernikahan antara putri Melayu dengan bangsawan Singosari dan perkawinan itu melahirkan seorang pemimpin Majapahit dan seterusnya menjadi raja Minangkabau yaitu Adityawarman.
Dari kenyataan itu dapat pula disaksikan potensi budaya Melayu yang cukup besar guna memperkuat persatuan dan kesatuan (integrasi) bangsa Indonesia. Apabila potensi itu dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin, maka gejala-gejala disintegrasi yang mengkhawatirkan pada akhir-akhir ini tentu dapat diredam dan sekurang-kurangnya dapat diminimalkan.
Untuk itu sudah saatnya dan memang saatnya kita berbangga hati dengan prestasi dan kebanggan Budaya Melayu yang memberi khasanah dan pencitraan kemerdekaan Bangsa Indonesia dan sudah saatnya pula kita bisa memaknai keberadaan budaya melayu menjadi spirit kita semua tidak hanya Masyarakat Riau tapi masyarakat Indonesia umumnya “SAKTI BANGSA PADA BUDAYA” di “BUMI LANCANG KUNING”
http://wisatadanbudaya.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar