Pembangunan dan social capital merupakan bagian kekuatan dalam mendorong kekuatan dalam membangun bangsa, banyak cerita dan banyak pula sejarah yang membuktikan kekuatan social capital telah mengilhami dan mendorong lahirnya Bangsa Indonesia yang merdeka dan proses pembangunan semenjak di proklamasikan sampai dengan sekarang.
Pembangunan diletakan sebagai definisi Menurut Easton (Buku Miriam Budihardjo,1985) memberikan pengertian : suatu proses dan akan terkait dengan mekanisme atau kinerja sebagai suatu sistem. Begitu pentingnya social capital secara spesifik Bank Dunia memberikan suatu fokus perhatian dalam pengkajian peranan dan implementasi dari social capital serta kemungkinan kontribusinya dalam proses pengentasan kemiskinan khususnya di negara-negara berkembang. Peranan dan kedudukan social capital dalam aktifitas keseharian masyarakat juga telah dikaji secara lebih intensif oleh para ahli dari berbagai sudut pandang keilmuan antara lain dari perspektif agro-eco system, ekonomi, sosiologi, politik, antropologi dan psikologi.
Menyadari hal itu PNPM Mandiri Perkotaan melalui konsepsi pemberdayaan menangkap hal itu dengan semangat kebersamaan bisa mengedepankan pembangunan partisipatif keterlibatan seluruh elemen masyarakat dan melalui kelembagaan kolektif berdasarkan nilai luhur masyarakat diarahkan menangkap pentingnya korelasi antara pembangunan dan social kapital tersebut dilihat dari 3 sisi penting yaitu :
- Proses Perencanaan ; perencanaan yang dikedepankan PNPM Mandiri Perkotaan adalah sisi partisipatif dengan pelibatan seluruh komponen masyarakat tanpa ada sekat telah membangun citra kebersamaan dalam membangun dan wujudkan mimpi masyarakat melalui konsepsi perencanaan yang dikelolan langsung masyarakat dari tingkat basis sampai dengan tingkat kelurahan yang tertuang dalam PJM Pronangkis Kelurahan. Sisi pembelajaran dari sistem ini mengembangkan prinsip : Partisipasi, transparansi, demokrasi dalam proses belajar menyusun rencana-rencana untuk memenuhi kebutuhan warga masyarakat sesuai dengan persoalan-persoalan yang dihadapi dan pengembangan pola pikir : 1) Masyarakat mampu untuk merencanakan program, 2) Masyarakat mempunyai tanggungjawab untuk perencanaan, 3) Adil bukan beararti bagi rata, tetapi memberikan bantuan bagi yang paling membutuhkan dan 4) Pengembangan program tidak hanya bertumpu pada bantuan pihak luar akan tetapi bisa mengoptimalkan potensi yang ada di masyarakat. Lalu seberapa kuatkah PJM Pronangkis Kelurahan mengakar dimasyarakat?untuk mengukur kekuatan itu, maka dilaksanakan Bazar PJM Pronangkis sekaligus sosialisasi perencanaan kegiatan kepada seluruh komponen masyarakat (Planning Feedback) untuk mengusung dukungan masyarakat terhadap perencanaan yang telah diusulkan oleh masyarakat sebelumnya. Kabupaten Kuantan Singingi yang merupakan salah satu wilayah PNPM Mandiri Perkotaan di Provinsi Riau sebuah pembuktian 6 keluraha/desa mampu menyumbangkan 2,7 milyar lebih diantaranya 1) Pasir Emas berupa dana kas Rp. 104.250.000. 2) Sungai Keranji dana kas Rp. 80.000.000,00 dan berupa tenaga yang di rupiahkan senilai Rp. 20.000.000, 3) Sungai Kuning dana kas sebesar Rp. 250.000.000,00 ditambah dengan bantuan alat berat selama 5 tahun senilai Rp. 1 miliar, dari kelompok tani senilai Rp. 1,2 miliar akan di bayar per tahun Rp. 240.000.000 selama 5 tahun dan dari KUD sanggup menyumbang untuk kegiatan Beasiswa sebesar Rp. 12.000.000, 4) Sungai Sirih sebesar Rp. 4.700.000, 5) Pete Baru Rp. 13.000.000, dan 6) Sungai Bawang sebesar Rp. 28.000.000,00. Diatas adalah merupakan salah satu pembuktian (Planning Feedback) dan masih banyak kisah dan cerita seperti di Kelurahan Cinta Raja Kota Pekanbaru melalui kegiatan Bazar PJM Pronangkis mendapat dukungan 2 paket kegiatan pelatihan komputer melalui perencanaan bidang sosial peningkatan SDM senilai 53 Juta dari Hotel Akasia sebagai dukungan pihak swasta terhadap PNPM Mandiri Perkotaan dan masih banyak lagi pembuktian diatas baik di Kota Dumai, Kabupaten Bengkalis dan Kabupaten Indragiri Hilir.
- Proses Pelaksanaan Kegiatan ; lalu bagaimana dengan pelaksanaan kegiatan yang dalam PNPM Mandiri Perkotaan lebih dikenal dengan Siklus Pemanfaatan Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) sebagai media pembelajaran skematis partisipatif seluruh komponen dalam merealisasikan perencanaan (PJM Pronangkis). Pelaksanaan kegiatan ini mengembangkan Prinsip Kemasyarakatan : Partisipasi, demokrasi, akuntabilitas, di dalam proses berhimpun/berkel ompok sebagai bagian ‘modal sosial’ dan Pola Pikir : 1) Masyarakat mampu mengorganisasikan dirinya dalam kelompok & 2) Masyarakat miskin dapat dipercaya. Seperti di Desa Sungai Sirih (Kabupaten Kuantan Singingi) dengan kemampuan dan dukungan masyarakat terbangun jembatan 4 m x 5 m x 3 m yang menghabiskan dana 83.174.000, padahal dari PNPM Mandiri Perkotaan hanya mengalokasikan dana 43.500.000, pembangunan jembatan di Desa Sungai Sirih terwujud sebuah jembatan 17 m x 5,5 m dengan menghabiskan dana 83.750.000 dan dari PNPM Mandiri Perkotaan hanya 43.500.000. Mimpi jadi kenyataan itulah yang mendorong dan meyakinkan masyarakat melalui social kapital atas kemampuan dan tekad semuanya bisa diwujudkan : Desa Sungai Kuning melalui suport Bapak Rofi’I yang menjadi donatur terbesar sekitar 26.912.000 menjadi inspirasi warga sekitar untuk ikut berpartisipasi dan bahkan tukang yang dibayar ternyata dengan keikhlasannya pendapatan yang diterima direlakan untuk dihibahkan dalm membantu pembangunan. Kisah inipun merupakan sebagian dari banyak cerita baik di Kota Pekanbaru, Kota Dumai, Kabupaten Indragiri Hilir dan Kabupaten Bengkalis dengan mengusung kebersamaan membentuk sistem pembangunan partisipatif.
- Proses Kemitraan ; dalam menguatkan kelembagaan yang sudah terstruktur di tingkat masyarakat kelurahan, lalu pertanyaannya bagaimana langkah strategis kedepan setelah proses program dan pendampingan selesai?Untuk menjawab itu tentu berfikir keras bagaimana upaya strategis keberlanjutan sistem yang telah dibentuk dan dibina sehingga mengakar dan menjadi kultur yang baik hidup ditengah-tengah Budaya Melayu yang sangat kental di Provinsi Riau ini. Salah satunya adalah membuat sistem kemitraan (Channeling) yang sudah dirintis oleh PNPM Mandiri Perkotaan sesuai dengan intervensi program selain BLM pada tataran masyarakat yang tidak berdaya menjadi berdaya, Sistem Kemitraan dikembangan pada tataran masyarakat yang berdaya menajdi mandiri (sesuai dengan harfiahnya berdiri dengan kakinya tanpa bantuan orang lain) BKM/LKM maupun KSM sudah saatnya mampu untuk memikirkan rencana kedepan dalam keberlanjutan hidupnya. Untuk itu pembukaan akses yang sangat strategis adalah kemitraan baik dengan pemerintah daerah maupun swasta. Penggalangan kegiatan ini telah berjalan seperti di Kota Pekanbaru dengan Dukungan Pemerintah Daerah melalui PP Walikota Pekanbaru No.37 Tahun 2009 telah lahir Program Pentaskin yang telah dimitrakan dengan PNPM Mandiri Perkotaan sejak tahun 2009 sampai dengan 2010. Tahun 2009 Pemerintah Kota pekanbaru telah menggelontorkan dana Rp.3.150.000.000 untuk 9 BKM/LKM terbaik atau masing-masing mendapat Rp.350.000.000/BKM/LKM dan berlanjut di Tahun 2010 mengalokasikan Rp.275.000.000/BKM/LKM bagi 27 BKM/LKM terbaik ditambah 4 BKM/LKM terbaik pelaksanaan tahun 2009 dengan sasaran penerima manfaat adalah warga miskin PS-2 (PNPM Mandiri Perkotaan). Selain dengan Program Pentaskin ada juga kemitraan dengan Program Gentakin (PKK Kota Pekanbaru), Dinas Tenaga Kerja (Pelatihan Teknologi Tepat Guna), Kegiatan Pembangunan Posyandu yang bermitra dengan PTPN V melalui Program Bina Desa dan yang baru ini kegiatan kemitraan CGAF (Clean, Green and Fruitfull) bekerja sama dengan Pemerintah Pekanbaru, Riau Pos dan PT.Arara Abadi yang bertujuan 1) Meningkatkan peran serta masyarakat dalam meningkatkan Program Bersih dan Hijau dan 2) Meningkatkan citra baru bagi Kota Pekanbaru sebagai Ibukota Provinsi Riau tidak saja sebagai Kota Bersih, Hijau (penerima Adipura 6 kali) tetapi juga kota berbuah. Selain Kota Pekanbaru kegiatan kemitraan ini dilakukan di Kabupaten Indragiri Hilir dengan Dinas Pertanian (Pemberian pupuk dan bibit tanaman sawit bagi warga miskin PS-2, Dinas Peternakan (Pengadaan bibit ikan bagi warga PS-2) dan Dinas Sosial (Pelatihan Tengkuyuk masing-masing kelurahan mengirim 1-2 orang warga miskin PS-2).
Dari gambaran 3 aspek proses pelaksanaan kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan merupakan sebuah pembuktian benang merah antara pembangunan, kapital sosial dan PNPM Mandiri Perkotaan telah melahirkan inspirasi luar biasa filosofi pembangunan yang meletakan sejatinya pembangunan dan mengakar dalam kultur masyarakat Melayu Riau.
Proses Perencanaan & Bazar
Proses Pelaksanaan Kegiatan
Proses Kemitraan (Channeling)