SELAMAT DATANG DI KMW 1 RIAU SILAHKAN FOLLOW TWITTER KAMI @kmw1riau
SILAHKAN KUNJUNGI JUGA TOKO ONLINE KAMI pdua-cafe

Sabtu, 10 April 2010

PERSPEKTIF RUMAH ADAT MELAYU DITENGAH-TENGAH KEMAJUAN DESIGN MODERN

Identik dengan Melayu. Karena Riau juga banyak ragam corak budaya, masing-masing daerah di Riau memiliki ciri khas tersendiri pada Traditional House kabupaten di Riau. Seperti di Kuantan Singingi, namanya Gajah Menyusu, di Kabupaten Kampar (Bangkinang) nama rumah adatnya Lancang / Pencalang / ataupun Rumah Lontiok begitu juga rumah adat Pekanbaru, Rumah adat Pelalawan dan Rumah Adat Melayu Riau lainnya. Jadi Rumah Adat (Traditional House) Daerah Riau itu cukup beragam, maka Rumah adat Riau bisa dikatan rumah adat Melayu Riau. Ditambah pula Riau terdapat banyak sungai maka setiap sungai itu beda pula beradaban serta adatnya walaupun banyak terdapat persamaan.
Secara umum ada 5 jenis rumah adat Melayu Riau :
  1. Balai Salaso Jatuh,
  2. Rumah Adat Salaso Jatuh Kembar,
  3. Rumah Melayu Atap Limas,
  4. Rumah Melayu Lipat Kajang dan
  5. Rumah Melayu Atap Lontik.
Bentuk rumah tradisional daerah Riau pada umumnya adalah rumah panggung yang berdiri diatas tiang dengan bangunan persegi panjang. Dari beberapa bentuk rumah, semuanya hampir serupa, baik tangga, pintu, dinding, susunan ruangannya identik.
Rumah lontik yang dapat juga disebut rumah lancang karena rumah ini bentuk atapnya melengkung keatas, agak runcing seperti tanduk kerbau. Sedangkan dindingnya miring keluar dengan hiasan kaki dinding mirip perahu atau lancang. Hal itu melambangkan penghormatan kepada Tuhan dan-sesama. Rumah adat lontik diperkirakan dapat pengaruh dari kebudayaan Minangkabau karena kabanyakan terdapat di daerah yang berbatasan dengan Sumatera Barat. Tangga rumah biasanya ganjil.
Balai salaso jatuh adalah bangunan seperti rumah adat tapi fungsinya bukan untuk tempat tinggal melainkan untuk musyawarah atau rapat secara adat. Sesuai dengan fungsinya bangunan ini mempunyai macam-macam nama antara lain :
Balairung Sari, Balai Penobatan, Balai Kerapatan dan lain-lain. Bangunan tersebut kini tidak ada lagi, didesa-desa tempat musyawarah dilakukan di rumah Penghulu, sedangkan yang menyangklut keagamaan dilakukan di masjid. Balai Salaso Jatuh mempunyai selasar keliling yang lantainya lebih rendah dari ruang tengah, karena itu dikatakan Salaso Jatuh. Semua bangunan baik rumah adat maupun balai adat diberi hiasan terutama berupa ukiran.

Tidak ada komentar: